Indonesia adalah negara kepulauan, negara besar yang ukuran lautnya lebih besar daripada daratannya.Sedikit menengok ke sejarah, nenek moyang kita adalah para pelaut handal, yang mengarungi samudra yang luas tersohor diberbagai negeri.seperti kerajaan sriwijaya di sumatra, yang dahulu terkenal sebagai kerajaan marintim, bahkan sampai ke negeri cina dan persia. Betapa potensial sekali negeri ini, apalagi jika ditengok dari potensi kelautannya.Jika dilihat dari letak geografis dan garis lintang serta bujur, Indonesia adalah surga bagi ikan-ikan untuk berkeliaran dan mencari nafkah. Mulai dari ikan yang paling imut (ikan teri), ke yang berisi seperti tongkol, yang karnivor seperti piranha dan hiu, lambang harapan lumba-lumba, sampai lambang kekuatan paus. Semua ada dinegeri ini kawan. Itu baru sedikit dari sektor ikan, lalu apa lagi? Ingatkah kita dengan kejadian ambalat dan kepulauan lain yang di akuisi oleh negara tetangga? Satu poin yang harus kita ingat, mereka juga mengincar minyak bumi di laut Indonesia.Bukan hanya itu, masih belum habis mahluk penghuni laut yang sanggup menghidupi semua penduduk nusantara tanpa harus menyentuh bahan tambang sekalipun.Ada potensi pengembangan rumput laut yang menjadiu komoditi eksport, garam yang menjadi asupan mineral manusia, udang, kepiting, siput, bahkan sampai hewan langka seperti kura-kura dan penyu juga sangat berguna.
Sedikit menengadah keatas, kita berbicara tentang perhiasan yang harganya dari hari ke hari kian naik tanpa ada tanda-tanda mengalami penurunan. Jika tambang emas freeport ditutup sekalipun kita masih punya potensi mutiara yang sangat menjanjikan untuk kedepannya, karena termasuk sumberdaya yang bisa diperbaharui. Kurang apa kawan laut kita? Transportasi laut juga bisa jadi santapan empuk bagi para penyedia layanan transportasi, mulai dari penumpang, barang, sampai untuk pariwisata. Ini laut kita kawan,saatnya kita yang memaksimalkan, bukan tetangga apalagi para investor. Apa gunanya kita maju pesat, jika semuanya juga harus tergantung pada investor, jika 10-20% tidak masalah hitung-hitung sebagai bukti kita ikut globalisasi. Tapi yang milik bangsa sendiri hanya 10-20% saja, bahkan mungkin tidak ada, lalu yang lain milik asing. Indonesia seperti ladang untuk mencari makan para pemodal dan perusahaan asing, setelah panenpun lumbung mereka mampu menampung dengan kapasitas yang sangat besar.Sungguh memilukan, untuk negeri yang punya penduduk besar tetapi tidak dapat mengelolanya.
Selain itu, harta karun dan fosil-fosil dibawah laut kita sungguh sangat mengagumkan. Bagaimana tidak, di daerah perairan bangka sudah ditemukan berbagai macam harta karun yang bisa menghidupi penduduk indonesia sampai 50tahun (bukan menuruti keserakahan penduduk negeri ini). Itu merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh pihak asing pula. Disinilah harus jeli memanfaat kesempatan dan kekayaan laut Indonesia. Para pengusaha atau calon pengusaha saya sarankan untuk mengelola kekayaan laut negeri ini, daripada dicomot dan dinikmati oleh bangsa lain. Sektor laut juga bisa dikembangkan untuk pertanian, yaitu pertaniaan rumput laut yang menjasi komonditi ekspor sangat menjanjikan.
Ketika membahas laut tentu yang tepikir adalah kekayaan yang melimpah tanpa harus kita memberi makan atau perawatan. Ya, betul sekali bahkan kalau diambil tidak ada habis-habisnya. Tapi jangan diambil dulu minyak bumi di laut kita, karena kekayaan laut sudah terlalu berlebih jika di kelola dengan baik untuk memenuhi kebutuhan Indonesia. Semoga anda setelah ini bisa membuka usaha dibidang kelautan dan bermanfaat untuk bangsa ini.amin,